Cegah Pencemaran Limbah Industri B3 dengan Sistem Injeksi

limbah industri

Dalam melakukan penanganan terhadap limbah, penting untuk diketahui bahwa ada jenis limbah yang ternyata sangat mengancam lingkungan dan kesehatan manusia. Jenis limbah tersebut sering disebut dengan istilah limbah B3. 

Pengelolaan limbah B3 perlu dilakukan dengan tepat agar tidak mencemari lingkungan. Hal yang sering terjadi adalah kebocoran akibat struktur bak penampungan yang tidak konstruktif. Untuk mencegah hal itu, perlu kita ulas jenis limbah B3 dan metode pencegahan kebocoran dari bak penampungan limbah B3 dengan coating dan injeksi beton. Simak selengkapnya!

Baca juga : Tembok Rembes? Kenali 5 Manfaat Waterproofing Pada Bangunan 

Penjelasan Limbah B3

Sebelum kami menjelaskan tentang limbah B3, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu Bahan Berbahaya dan Beracun atau yang sering kita sebut dengan B3.

B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah zat atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup, membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.

Beberapa jenis B3 yang mudah dikenali dan boleh dipergunakan antara lain adalah bahan – bahan kimia seperti amonia, Asam Asetat, Asam sulfat, Asam Klorida, Asetilena, Formalin, Metanol, Natrium Hidroksida, termasuk juga gas Nitrogen. Sedangkan B3 yang dilarang dipergunakan antara lain adalah Aldrin, Chlordane, DDT, Dieldrin, Endrin, Heptachlor, Mirex, Toxaphene, Hexachlorobenzene dan PCBs.

Kemudian ada juga jenis B3 yang dipergunakan secara terbatas, antara lain Merkuri, Senyawa Merkuri, Lindane, Parathion, dan beberapa jenis CFC. Berdasarkan sifatnya, B3 dapat diklasifikasikan menjadi B3 yang mudah meledak, pengoksidasi, sangat mudah sekali menyala, beracun, berbahaya, korosif, bersifat iritasi, berbahaya bagi lingkungan dan karsinogenik.

Dari berbagai jenis limbah ini ada yang sifatnya berbahaya dan beracun, biasanya dikenal dengan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3). Jenis limbah B3 antara lain bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penangan dan pengolahan khusus.

Pengelolaan limbah B3 perlu dilakukan dengan seksama, mengingat sifatnya yang berbahaya dan beracun. Oleh karena itu, setiap orang atau pelaku usaha yang menghasilkan limbah B3 diwajibkan untuk melakukan pengelolaan terhadap limbah B3 yang dihasilkan. Pengelolaan limbah B3 sendiri terdiri dari penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan. 

Jenis dan Karakteristik Limbah B3

Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Limbah B3 dari Sumber Tidak Spesifik

Limbah ini tidak berasal dari proses utama melainkan dari kegiatan seperti pemeliharaan alat, inhibitor korosi, pelarutan kerak, pencucian, pengemasan, dan lain-lain.

2. Limbah B3 dari Sumber Spesifik

Limbah dari sumber spesifik yaitu limbah yang berasal dari sebuah proses suatu industri (kegiatan utama / produksi).

3. Limbah B3 dari Sumber Lainnya

Limbah ini berasal dari sumber yang tidak terduga, misalnya dari produk yang telah kadaluarsa, sisa kemasan, tumpahan, dan buangan dari produk yang tiak memenuhi spesifikasi tertentu.

Selain dapat diketahui dari sumbernya, limbah B3 juga dapat dikenali dari karakteristiknya. 

berikut beberapa karakteristik limbah B3.

1. Mudah Meledak (Explosive)

Limbah yang mudah meledak adalah limbah yang saat suhu dan tekanan standar dapat meledak. Kandungan gas yang tercampur dengan tekanan suhu didalamnya dapat memicu ledakan besar kapan saja. Ledakan tersebut hadir karena reaksi fisika dan kimia sederhana yang berasal dari kandungan limbah tersebut.

Limbah dengan karakteristik ini sangat sulit dan berbahaya untuk ditangani, dan metode penggunaannya pun harus dilakukan dengan serius dan membutuhkan waktu. Sehingga sangat perlu berhati-hati ketika menanganinya.

Beberapa contoh limbah B3 dengan sifat mudah meledak yaitu asam prikat, limbah kaporit, pelarut toluena, pelarut aseton, dan pelarut benzena.

2. Pengoksidasi (Oxidizing)

Limbah pengoksidasi merupakan limbah yang dapat melepaskan panas karena teroksidasi sehingga menimbulkan api saat bereaksi dengan bahan lainnya. Contoh limbah tersebut adalah kaporit. Kaporit merupakan limbah yang sangat serius dan membutuhkan penangan khusus karena sifatnya yang dapat memicu kebakaran besar.

3. Mudah Menyala (Flammable)

Selanjutnya adalah limbah yang sifatnya mudah menyala karena kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya walaupun suhu dan tekanan disekitarnya standar.

Contoh limbah B3 yang mudah menyala adalah benzena, pelarut toluena. pelarut aseton dari industri cat, tinta,pembersih logam, dan laboratorium kimia.

4. Beracun (Moderately Toxic)

Limbah beracun adalah limbah yang mengandung zat beracun yang dapat menyebabkan keracunan, sakit, bahkan kematian pada makhluk hidup jika terjadi kontak pernapasan, kulit atau mulut.

Contoh limbah ini yaitu limbah pertanian seperti pestisida dan Chlorofluorocarbon (CFC) sisa mesin pendingin.

5. Berbahaya (Harmful)

Limbah ini merupakan karakteristik limbah dalam fase padat, cair atau gas yang memiliki potensi berbahaya bagi kesehatan apabila terdapat kontak inhalasi maupun oral.

6. Korosif (Corrosive)

Karakteristik berikutnya yakni bersifat korosif dimana limbah ini bisa menyebabkan iritasi kulit, menyebabkan karat pada baja, memiliki pH > 2 (jika bersifat asam) dan > 12,5 (jika bersifat basa).

Contoh limbah ini yaitu sisa asam sulfat pada industri baja, limbah asam dari baterai dan accu, serta limbah pembersih sodium hidroksida di industri logam.

7. Bersifat iritasi (Irritant)

Limbah yang dapat menyebabkan iritasi adalah limbah yang menimbulkan sensitisasi pada kulit, peradangan, ataupun iritasi pada pernafasan, pusing, dan mengantuk saat terhirup.

Beberapa contoh dari limbah ini adalah asam formiat yang dihasilkan dari industri karet.

sisa asam sulfat dalam industri baja, limbah asam dari baterai serta accu, dan

limbah sodium hidroksida pada industri logam.

8. Berbahaya Bagi Lingkungan (Dangerous to the environment)

Limbah ini mungkin tidak memberikan dampak langsung terhadap manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Namun, limbah ini dapat mempengaruhi ekosistem yang akan berujung pada keberlangsungan kehidupan misalnya seperti kerusakan lingkungan.

Contoh limbah ini adalah CFC atau chlorofluorocarbon yang dihasilkan dari mesin-mesin penghasil udara dingin seperti AC dan lemari es merupakan hasil atau limbah dengan kategori merusak lingkungan. 

9. Karsinogenik, Teratogenik, dan Mutagenik (carcinogenic, Teratogenic, dan Mutagenic)

Karakteristik limbah B3 yang terakhir ini merupakan limbah yang sangat berbahaya. 

Limbah dengan karakteristik karsinogenik merupakan limbah yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker didalam tubuh. Kemudian limbah mutagenik yaitu limbah yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan kromosom. sedangkan limbah teratogenik adalah limbah yang bisa mempengaruhi pembentukan embrio.

Pengolahan Limbah B3

Dikarenakan jenis dan karakteristik yang dimiliki oleh limbah B3 berbeda-beda oleh karena itu dalam proses pengolahannya pun juga berbeda-beda agar tidak merugikan lingkungan sekitar. 

Berikut beberapa metode untuk menangani limbah B3, diantaranya :

1. Metode Kimia (Chemical Method)

Pengelolaan limbah secara kimia dilakukan untuk menghilangkan partikel yang sulit mengendap, logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun. Cara ini dilakukan dengan bantuan bahan kimia tertentu, hal ini tergantung dengan jenis dan juga kadar limbahnya.

Berikut adalah contoh bahan yang digunakan untuk proses stabilisasi atau solidifikasi

yaitu semen, kapur, dan bahan termoplastik. kelebihan dari proses pengolahan secara kimia adalah tidak terpengaruh oleh polutan yang beracun dan juga tidak bergantung pada perubahan konsentrasi.

2. Metode Biologis (Biological Method)

Cara pengolahan limbah selanjutnya adalah dengan menggunakan cara biologi. Metode ini dikenal dengan istilah bioremediasi dan fitoremediasi.

Bioremediasi sendiri adalah pengelolaan limbah dengan menggunakan bakteri atau mikroorganisme lain untuk menguraikan limbah B3. Sedangkan fitoremediasi yakni pengelolaan limbah dengan menggunakan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan beracun dari tanah.

3. Metode Fisik (Physical Method)

Metode fisik ini meliputi pemisahan komponen atau wujud limbah, tanpa merubah bentuk fisik dari limbah tersebut. Metode ini biasanya digunakan untuk memisahkan material dari limbah yang nantinya dikelompokan untuk digunakan kembali dan dinetralkan dari racun. Teknik yang digunakan dalam metode ini adalah filtrasi, sedimentasi, dan evaporasi. 

Pengelolaan limbah dengan cara fisik ini dilakukan dengan penyisihan bahan tersuspensi berukuran besar dan mudah mengendap atau mengapung. Metode ini biasanya digunakan untuk menyisihkan bahan yang mengapung seperti minyak atau lemak. Cara ini juga digunakan untuk menyisihkan bahan tersuspensi atau pemekatan lumpur endapan dengan memberikan aliran udara ke atas.

Mengingat tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam mengolah limbah B3 yang berbahaya bagi lingkungan, maka ada baiknya kita mengurangi pemakaian barang-barang yang termasuk limbah B3 agar kelestarian lingkungan kita tetap terjaga.

Peran Injeksi Beton Pada Tempat Pengolahan Limbah B3

Selain pengelolaan limbah B3, hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah pembuangan limbah berbahaya. Beberapa cara pembuangan limbah B3 yang biasa digunakan adalah membuat sumur dalam atau sumur injeksi, membuat kolam penyimpanan, dan landfill untuk limbah B3. 

Salah satu kelemahan dalam metode pembuangan limbah B3 ini adalah kemungkinan terjadinya kebocoran pada bak penampungan limbah. Terdapat banyak kasus kebocoran yang terjadi sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan pencemaran lingkungan, maka dibutuhkan 

pekerjaan perbaikan agar hal tersebut tidak terjadi.

Injeksi beton pada bak penampungan limbah adalah salah satu metode perbaikan beton yang dilakukan untuk menangani keretakan atau pun kebocoran pada struktur beton. Untuk mencegah terjadinya kebocoran ada baiknya memperhatikan setiap perencanaan pembangunan struktur bak penampungan limbah.

Selain itu Anda juga dapat memberikan coating sebagai lapisan pelindung pada permukaan baja, besi, dan beton yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat dari terpaparnya zat kimia pada bak penampungan limbah. Berbagai macam jenis material coating tersedia di pasaran, mulai dari yang berkualitas rendah hingga berkualitas tinggi. Oleh karena itu, anda perlu memilih bahan secara cermat sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

Baca Juga : Kenali Fungsi dan Cara Kerja Waterproofing agar Bangunan Aman

Jasa Injeksi Beton – Dua Insan Cemerlang

Dua Insan cemerlang sebagai perusahaan spesialis perbaikan beton menawarkan jasa injeksi beton bocor untuk mengatasi kebocoran pada struktur beton dengan harga terbaik.

Kami menggunakan tenaga ahli dan sudah berpengalaman selama 10 tahun dalam melakukan pekerjaan injeksi beton. Dengan demikian, hasil dari pekerjaannya pun selalu optimal dan memuaskan.

Untuk berkonsultasi GRATIS mengenai injeksi beton bocor dapat menghubungi WHATSAPP kami.

yudo wijaya

yudo wijaya

Epoxy Specialist | 8 Tahun Pengalaman di Bidang Epoxy

Leave a Replay

Tentang saya

Epoxy Specialist 8 Tahun dan  berpengalaman di Bidang aplikator cat Epoxy Lantai

Recent Posts

Kategori

Scroll to Top
Chat Kami Disini