Kemasan Tahan Suhu Tinggi: Pentingnya Jenis Kemasan Satu Ini

kemasan tahan suhu tinggi

Kemasan yang tahan terhadap suhu tinggi umumnya terbuat dari alumunium foil atau botol, biasanya digunakan untuk bahan pangan yang membutuhkan proses pemanasan seperti sterilisasi atau pasteurisasi. Contohnya yaitu plastik PE, alufo, tetra pak dan sebagainya.

Tujuan dari pengemasan sendiri adalah untuk menjamin keamanan produk pangan agar kondisi produk tersebut tetap dalam keadaan baik selama dalam proses pengangkutan dan penyimpanan hingga sampai ke tangan konsumen. Selain itu, dengan pengemasan yang baik maka akan menambah panjang umur simpan bahan pangan, kesehatan dan keamanan produk yang terjamin, meningkatkan nilai jual, dan juga mencegah rusaknya nilai gizi pada produk.

Ada berbagai macam jenis kemasan dalam proses produksi bahan pangan yang biasanya digunakan. Setiap jenis kemasan memiliki fungsi dan spesifikasi yang berbeda yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan juga kondisi pasar. Ada baiknya kita sebagai konsumen maupun produsen lebih berhati-hati dalam memilih kemasan yang sesuai.

Pemilihan jenis kemasan yang kurang tepat akan mempengaruhi kualitas dari sebuah produk. Jika produk ditempatkan pada kemasan yang tidak tepat dengan kondisi lingkungan akan menyebabkan penurunan nilai gizi. Kemudian, bagaimana kita dapat menentukan jenis kemasan yang tepat? Ya, kita perlu mengetahui jenis kemasan berdasarkan penggolongannya. Untuk tempat penyimpanan seperti gudang dengan cat epoxy, kamu bisa menggunakan jasa cat epoxy professional untuk kemasan tahan suhu tinggi. Selanjutnya, berikut adalah jenis kemasan produk berdasarkan penggolongannya:

1. Berdasarkan Frekuensi Pemakaian

Kemasan sekali pakai (disposable)

adalah kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai, seperti bungkus plastik, bungkus kertas atau bungkus dari karton tipis.

Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (multitrip),

adalah kemasan yang biasanya tidak langsung dibuang oleh konsumen tetapi kemasan ini biasanya dikembalikan ke agen penjual untuk dimanfaatkan kembali, seperti botol kecap, botol saos, botol sirup, dan beberapa jenis lainnya botol-botol kaca.

Kemasan yang tidak dibuang (semi disposable),

adalah kemasan yang biasanya digunakan atau dimanfaatkan untuk kepentingan lain di rumah konsumen, seperti wadah kaleng susu, wadah kaleng biskuit, ember cat, yang bisanya akan digunakan untuk wadah air atau menjadi pot tanaman.

2. Berdasarkan Sifat Kekakuan Pada Bahan Kemasan

Kemasan flexible,

adalah kemasan yang mudah dilenturkan sehingga tidak mudah patah atau retak, seperti plastik, kertas dan foil.

Kemasan kaku atau keras,

adalah kemasan yang tidak tahan terhadap benturan dan akan patah jika dipaksa untuk dibengkokan, seperti, kayu, logam, kaca dan lain sebagainya.

Kemasan semi kaku atau semi flexible,

adalah kemasan pada produk pangan yang bahannya kaku tetapi tidak mudah patah atau pecah terhadap benturan, seperti botol plastik.

3. Berdasarkan sifatnya terhadap lingkungan

Kemasan hermetis,

adalah kemasan yang tidak dapat dilalui oleh gas, udara dan juga uap air sehingga kemasan ini  tidak dapat dimasuki oleh bakteri, ragi maupun debu, kemasan ini biasanya disebut dengan kemasan kedap udara. Contoh kemasan yang biasanya digunakan untuk pengemasan secara hermetis adalah kaleng dan botol gelas.

Kemasan tahan cahaya,

adalah kemasan yang tidak bersifat transparan, kemasan ini sangat cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi atau makanan dari hasil fermentasi. Contoh kemasan yang biasanya digunakan untuk pengemasan ini seperti kemasan logam, kertas dan foil. 

Kemasan tahan suhu tinggi,

adalah kemasan untuk bahan pangan yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Biasanya kemasan ini terbuat dari logam dan juga gelas.

Selain tiga jenis kemasan yang sudah dijelaskan diatas, ada juga jenis kemasan berdasarkan struktur sistem kemasan, yaitu kemasan primer, sekunder dan tersier. Berikut penjelasan untuk kemasan tersebut :  

Baca lengkap mengenai tahapan epoxy lantai di artikel ini

4. Mengenal Kemasan Primer, Sekunder, dan Tersier

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa pengemasan sangat penting bagi sebuah bisnis.  Sebuah kemasan dapat meningkatkan fungsi dan nilai sebuah produk. Hal ini juga memiliki dampak terhadap fisik dan juga psikologis.

Dampak fisik dari sebuah kemasan yaitu berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kotoran, debu, dan kontaminasi lainnya agar kualitas produk tetap bagus sampai ke tangan konsumen. Sedangkan dampak psikologis dari sebuah kemasan yaitu akan memberikan kesan tertentu kepada konsumen dimana hal itu yang akan mempengaruhi preferensi mereka terhadap produk tersebut.

Sebelum akhirnya produk sampai ke tangan konsumen, banyak sekali tahap yang dilewati oleh sebuah produk. Dimulai dari pembuatan produk, pengolahan, pengemasan, pendistribusian, sampai dengan pemasaran. Banyaknya tahapan tersebut membuat produk rentan terhadap kerusakan produk yang diterima oleh konsumen. Dampaknya banyak produk yang diretur dan hal ini akan sangat merugikan sebuah bisnis.

Selain itu, kemasan juga tidak berfungsi sebagai pelindung saja. Sebuah kemasan juga dapat digunakan sebagai alat pemasaran untuk membangun sebuah brand equity, yang dihadirkan dalam bermacam bentuk dan tingkatan. 

Tingkatan kemasan akan mempengaruhi bagaimana sebuah produk dikemas dan juga dikirim. Hal ini digunakan secara konsisten oleh setiap industri sebuah produk. Dengan kata lain, bahan kemasan berbeda akan digunakan untuk tujuan kemasan yang berbeda. 

Seperti kemasan primer akan berfokus pada penahanan awal produk yang bersangkutan. Contoh, botol yang digunakan untuk menyimpan air mineral. Kemasan sekunder digunakan untuk melindungi penahanan primer atau kemasan primer yang tujuannya agar tidak pecah atau tumpah saat disimpan. Contoh,  plastik pelindung yang digunakan pada tutup botol air mineral.

Oleh karena itu, adanya kemasan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen yang sangat penting untuk membantu produsen dalam mengemas produk dengan baik. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai kemasan primer, sekunder dan tersier.

Kemasan primer

Kemasan primer adalah kemasan yang langsung membungkus dan bersinggungan langsung dengan bahan pangan. Kemasan primer harus terbuat dari bahan yang tidak beracun agar tidak menyebabkan reaksi kimia seperti perubahan warna, rasa, bau, dan hal lainnya. Kemasan primer seringnya ditemukan dalam produk yang dijual secara eceran kepada konsumen.

Kemasan primer biasanya terbuat dari bahan yang tahan terhadap air dan udara agar tidak masuk kedalam produk hal ini agar stabilitas produk di dalamnya tetap terjaga. Pada kemasan primer tidak hanya melindungi produk, tetapi kemasan primer berfungsi sebagai media komunikasi ke konsumen dimana biasanya pada kemasan primer terdapat informasi yang berkaitan tentang produk seperti nama  produk, komposisi, tanggal pembuatan dan tanggal expired, cara penggunaan, fungsi produk, dan masih banyak informasi lainnya.

Sebaiknya kemasan primer tidak berwarna polos atau transparan karena tidak akan memberikan proteksi yang maksimal terhadap produk dari sinar matahari dan juga udara. Selain itu kemasan polos tidak akan membuat konsumen tertarik terhadap produk tersebut. Contoh kemasan primer adalah berbagai macam kemasan makanan dan minuman misalnya bungkus mie instan, bungkus susu, bungkus minuman, kemudian botol sampo, botol kecap, botol air mineral, botol obat baik obat cair atau tablet.

Kemasan Sekunder 

Kemasan sekunder adalah kemasan yang tidak bersentuhan langsung dengan produk utama yang berfungsi sebagai wadah untuk melindungi sejumlah kemasan lain sehingga mudah dan aman untuk dibawa atau dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. Kemasan sekunder juga tidak terlalu berpengaruh terhadap stabilitas produk karena tidak bersentuhan langsung dengan produk utama.

Contoh kemasan sekunder adalah kotak karton pada wadah susu dalam plastik alumunium, tas kertas, kantong plastik dan kotak dari kardus.

Kemasan Tersier

Kemasan tersier merupakan bagian terakhir dari semua rangkaian proses pengemasan karena kemasan tersier adalah kemasan yang penggunaannya untuk menggabungkan kemasan primer dan juga sekunder. Kemasan tersier membantu produsen untuk mengatur barang agar tidak ada yang tercecer, selain itu juga membuat proses pengemasan dan pengiriman lebih efektif dan efisien.

Kemasan ini juga dipakai untuk melindungi produk selama pengangkutan. Biasanya kemasan tersier diperlukan dalam pengiriman produk jarak jauh terutama ekspor ke pasar internasional. Contoh kemasan tersier adalah kotak kayu dan kontainer (box).

Ketika anda sudah mengetahui apa saja jenis-jenis kemasan, anda akan dengan mudah untuk menentukan jenis kemasan yang mana yang dapat digunakan untuk produk bisnis anda.

Jadi jangan ragu menggunakan cat epoxy di gudang anda. Yuk wujudkan impianmu disini!

yudo wijaya

yudo wijaya

Epoxy Specialist | 8 Tahun Pengalaman di Bidang Epoxy

Leave a Replay

Tentang saya

Epoxy Specialist 8 Tahun dan  berpengalaman di Bidang aplikator cat Epoxy Lantai

Recent Posts

Kategori

Scroll to Top
Chat Kami Disini